Rabu, 06 Januari 2010

Awal Ujian

Kilua.Z ( HunterxHunter)

Baru saja aku menerobos keluar rumah setelah menghajar ibu serta Miruki kala mereka berusaha mencegahku pergi. Kini aku termangu di tepi jalan berdebu sembari kebingungan kemana akan melangkah.

Langit kota yang cerah tanpa secuil awan gelap pun yang menggantung. Angin mendesau lirih menambah kesejukan musim semi dengan guguran bunga Sakura yang memerahkan sepanjang jalan.

“Ah sial!” Aku mengumpat. Harusnya aku menentukan kemana aku hendak pergi sebelum aku menerobos keluar rumah. Menyebalkan! Aku mengacak2 rambutku sendiri. Pusing!

Aku terus berjalan hingga tiba di sebuah taman kecil. Nampak anak-anak seusiaku sedang bermain panjat-panjatan, berkejar-kejaran, juga terlihat beberapa anak perempuan tengah bermain pasir. Aku menghela nafas berat.

Kuhampiri sebuah ayunan tunggal yang masih kosong dan berayun perlahan. Suara gelak tawa mereka menyakiti telingaku. Aku mengamati kedua tanganku dalam bisu. Tangan ini... entah sudah berapa banyak nyawa yang menghilang disana. Bisa kulihat jelas darah yang menetes di setiap ujung jarinya. Aku bergidik berusaha menghilangkan bayangan merah itu.

Suara gelak tawa itu kembali membahana menusuk-nusuk kepalaku... atau... mungkin lebih tepat menusuk-nusuk hatiku dan memotongnya jadi serpihan kecil yang tak berbentuk. Mereka tampak bahagia meski mereka tak punya apa-apa. Ya... tak punya apa-apa dibanding diriku yang memiliki banyak harta benda dan bisa membeli apa saja yang aku inginkan dengan mudah. Namun yang kurasa hanya hampa....

Baru kusadari ternyata aku ingin seperti anak-anak itu. Bermain bersama seorang sahabat, tertawa lepas, tanpa harus memikirkan kelemahan, celah, dan waktu untuk membunuh mereka. Teman sejati yang bisa kuajak berbagi suka juga duka. Cerita dalam tawa juga sedih. Namun aku tak bisa mendapatkan itu semua. Tidak saat ini dan mungkin juga tidak nanti. Aku kembali menarik nafas perih.

Ya... aku tak diperbolehkan memiliki teman. Karena mempercayai seseorang berarti bersikap lemah dan itu sangat berbahaya. Aku bahkan hanya boleh memikirkan bagaimana membunuh dengan cara paling cepat dan efisien. Aku menggeleng-geleng penuh keraguan.

Aku sudah muak membunuh. Bau anyir darah sudah membuatku penat. Jerit tangis korban-korbanku rasanya sudah cukup berputar di kepalaku. Aku ingin mendengar suara yang lebih cerah. Secerah siang hari ini.

Mentari siang semakin menyengat. Aku bangkit berdiri. Kulangkahkan kaki entah kemana. Namun tiba-tiba kulihat sesuatu.

“Ujian Hunter” kubaca perlahan pamflet di sebuah gedung. Wah... sepertinya menarik. Daripada aku bosan berjalan tak tentu arah, lebih baik aku mendaftar saja. Siapa tahu tidak jadi membosankan.

Aku pun melangkah masuk.

“Siapa namamu?” Panitia penerima peserta bertanya.

“Killua... Killua Zaoldyck.”

“Ini nomormu.”

Kutatap nomor dada bertuliskan angka 99 itu. Aku merasakan sesuatu hal besar akan terjadi. Entah apa. Aku hanya tersenyum dan melangkah masuk...

Aku hanya ingin sahabat dimana aku bisa tertawa dan bahagia bersama...

0 komentar:

Posting Komentar



.

Pemilik Blog

Foto saya
jakarta selatan, jakarta, Indonesia
w orangnya simple aja ^^